Rabu, 26 Juli 2017

Perjuangan mendapatkan momongan

Nama saya Lang Lang saat ini umur saya 29tahun 9bulan. Saya menikah mei 2012, setelah menikah saya dan suami memutuskan untuk pending kehamilan. Ada beberapa alasan mengapa kami memutuskan untuk tidak menjadi orang tua saat itu.

Alasan pertama kami pending kehamilan karena orang tua saya keberatan jika saya harus menjadi ibu terlalu cepat karena tahun 2009 saya pernah operasi tumor payudara. Sebenarnya secara medis itu tidak masalah. Sebelum pernikahan saya sudah konsultasi dengan dokter yang menangani saya di RS normah kuching, serawak malaysia. Dokter melakukan check up terhadap saya dan mengatakan bahwa saya sehat secara jasmani dan tidak masalah jika saya hamil. Namun karena mama saya sangat kuatir dan bagi saya itu membuat saya stress maka saya memilih untuk menuruti nya.

Sebenarnya tidak sepenuhnya karena mama saya. Kebetulan saya dan suami ketika pacaran LDR. Saya di pontianak dan suamo jakarta. Selama 2tahun berpacaran kita hanya bertemu 2kali. Karena kebetulan mama  meminta kita pending kehamilan jadi kita juga berpikir yah sudah mungkin kita lalui masa masa yang tidak terlewatkan saat pacaran. Oke...dan keputusan pending kehamilan sudah final. Kita pending secara alami tidak menggunakan suntikan KB maupun pil KB. Kita hanya pending dengan menggunakan helm saat berhubungan. Kita pikir dengan begitu tidak memberikan efek samping.

Pada tahun 2014 kita sudah memutuskan untuk memiliki momongan dan kita tidak menggunakan helm lagi. 6bulan berlalu dan tidak kunjung hamil. Kita mulai berpikir apa kita salah cara berhubungana tau apalah itu. Kita mulai konsultasi dengan teman-teman dekat yang sudah memiliki momongan. Banyak tips yang kita dapat. Semua tips kita jalankan namun tidak hamil juga. (NOTE: haid saya tidak lancar sejak akhir 2016 dan berat badan saya naik dari 39kg sebelum menikah menjadi 50kg di akhir 2016). Kembali lagi ke masalah kehamilan, di tahun itu sepanjang tahun saya mulai menemui beberapa sinshe rekomendasi teman-teman atau keluarga yang sudah berhasil hamil. Dari tahun 2014-2015 akhir saya sudah mengunjungi 3sinshe. Bila teman saya minum obat herbal 6bungkus langsung hamil maka saya bukannya hamil, tapi malah gak bisa haid. Setiap kali saya minum obat herbal china maka saya tidak bisa haids bisa sampai 3bulan. Jika saya lepas obat herbal nya dan olahraga maka saya dapat haid. Saya menjelaskan ke orang tua namun orang tua tentu saja berpikiran itu bukan efek dari obat sinshe. Maka tetap berlanjut menggunakan obat herbal lain nya yang di rekomendasi sana sini. Entah berapa obat herbal saya coba. Selain itu entah berapa dokter saya coba juga. Berbagai hipotesis tentang saya muncul. Salah satu dokter bahkan mengatakan rahim saya kekecilan. Shock juga saya dengarnya. Namun saya ke dokter lain dan beberapa dokter lain mengatakan rahim saya bagus. Hipotesis dokter lain adalah saya kecapean. Mulailah saya mulai mengurangi kegiatan saya. Saya saat itu masih aktif bantu organisasi yang saya jalani sebelum saya menikah. Saat itu karena saran dokter jangan terlalu capek maka saya mulai mundur dari organisasi dan semua kerjaan saya mulai dikurangi. Tetapi tidak hamil juga. Suatu hari seorang teman menyuruh saya ke satu dokter di kota saya, katanya enak konsultasi dan dokter sering kasi tips. Dia sudah berhasil hamil di dokter tersebut. Namun dokter yang di rekomendasi bukanlah dokter yang populer di kota saya. Tapi saya tetap pergi dan dokter tersebut berbeda dari dokter sebelum2nya. Sebelumnya dokter2 hanya melakukan USG bagian perut saja dan meresepkan regumen agar saya mens. Dokter satu ini melakukan USG transvagina terhadap saya. Dan dokter mengatakan saya mengalami ciri2 PCO. Insulin di daerah ovarium tinggi. Saya salah pemahaman dan berpikiran saya mungkin diabetes.hahaha. maka saya melakukan tes darah di prodia tanpa arahan dokter. Ternyata gula darah saya normal. Baru saya browsing2 pelajari penyakit PCO yang di maksud ๐Ÿ˜

Kembali lagi mengenai dokter satu ini, beliau meminta saya datang kembali pada saat hari ke berapa saat mens (saya lupa hari keberapa,intinya harusnya masa subur). Dokter melakukan pengecekan sel telur lagi dan ternyata memang benar sel telur saya kecil2 tetapi banyak. Sel telur saya ukuranya tidak bisa besar alias tidak bisa matang makanya tidak hamil. Mulailah dokter memberikan saya terapi. Dokter mengatakan pada saya berikan beliau waktu 6bulan. Jika saya tidak hamil saya  boleh cek keluar negeri. Saya agak lupa kronologi terapi saya. Intinya dokter memberikan saya obat glucophage dan profertil saya konsumsi selama 4bulan (profertil diminum saat mens hari ke2 kalau tidak salah hingga hari ke5 mens). Dokter bilang jangan konsumsi regumen lagi. Dokter2 sebelumnya selalu memberi saya regumen dan dokter ini mengatakan lama2 badan saya bisa rusak. Maka saya ikutin minum glucophage nya, eh ternyata mens. Setiap bulan teratur mens nya. Setiap bulan saya bolak balik ke dokter cek apa sel telur saya besar atau tidak. Bulan pertama dosis profertil 1hari 1biji. Ternyata gak ngefek, telur tetap kecil. Bulan kedua dinaikin 2biji sehari, efeknya buruk. Dokter bilang respon tubuh saya membuat terbentuknya kista2 kecil. Tapi tidak apa karena ketika mens akan meluruh keluar. Bulan ke3 profertil turun jadi 1pcs sehari, sel telur agak besar tapi tidak hamil. Kemudian dokter bilang saya perlu tiup (sejenis HSG) siapa tau ada yang tersumbat. Maka dilakukan tiup saat itu. Ampun deh...๐Ÿ˜“sakitnya minta ampun. Rasanya itu cairan selang naik hingga kejantung. Setelah itu saya sulit jalan. Di dalam mobil saya merasa setengah sadar saking kesakitannya. Pukang sampai rumah saya langsung baring. Selama  beberapa hari saya sulit jalan. Jalannya ngangkang2.hahaha ๐Ÿ˜…

Bulan ke4 ketika saya hendak ke dokter pagi itu saya sarapan bubur dan ketemu ibu2 yang rekomen dokter lain, dokter tua umur 70 mungkin. Katanya keluarga nya pakai dokter tersebut sejak zaman neneknya. Ibu2 ini aja anaknya sudah SMP. Pagi itu saya batal ke dokter saya (sebenarnya juga karena banyak omongan negatif orang terhadap dokter tersebut dan saya terpengaruh). Maka pagi itu saya ke RS lain bertemu dokter tua yang dimaksud. Dokter tua tersebut ramah dan enak diskusi. Dokter juga transvagina dan kebetulan saat itu telur saya kecil. Padahal saya sudah minum profertil loh. Dokter ini masih menyemangati kita dan beri saran berhubungan di tanggal kapan aja. Btw saya sejak saat itu ganti dokter tua ini, udah gak balik ke dokter 1 itu. Tetapi berkat dokter yang 1 itu mens ku teratur tiap bulan loh. Jadi dokter tua ini tiap bulan hanya kasi saya penyubur saja. Saat itu kunjungan pertama bulan juni. Kunjungan ke2 mens saya tepat waktu tanpa obat. Saya ke dokter tua itu lagi dan dapat profertil, masa subur saya balik ke dokter dan telur gak besar tetapi kita tetap di sarankan berhubungan di tanggal tertentu. Sebenarnya dokter tua ini cukup bijaksana. Beliau pernah menyarakan saya ke dokter muda sebelah ruangannya katanya ahli PCO. Tapi saya tetap mau sama dokter tua karena denger2 dokter sebelah kurang ramah. Berikutnya bulan agustus saya ke dokter lagi dan sel telur saya besar loh ukuran sudah cukup kata dokter. Tapi saya juga tidak hamil ๐Ÿ˜ซ mulailah saya putus asa, stress, nangis2. Perjuangan sejak 2014 hingga akhir 2015 (2tahun gagal). Teman saya mulai mengajak saya dan suami meditasi ke vihara dan itu mempan. Sejak melakukan meditasi saya gak stress lagi. Saya menjadi lebih santai dan gak pusing omongan orang. Maklumlah ketika kita gak hamil2 omongan2 tukang gosip cukup menyakitkan.

Nah, 2016 lembaran baru. Karena sudah mempraktekan meditasi batin ini tenang. Bulan februari 2016 sebelum imlek saya ke spesialis obstetrics and gynaecology di kuching, serawak (malaysia). Dokter wanita yaitu dokter patricia ling di rumah sakit timberland kuching. Dokter ramah, sudah cukup tua dan ramai (jam8 klinik buka sudah ramai yang antri). Antri jam8 kira2 dapat giliran jam12 or jam1 lah. Cerita deh riwayat ke dokter patricia. Dan dokter mencoba memberi penyubur (lupa namanya, bukan profertil).

Dokter kasi saya obat penyubur ini untuk 2bulan. Jika tidak hamil kembali lagi di bulan ke3. Dan ternyata bulan ke3 saya balik ke dokter karena belum hamil. Dokter saat itu hanya memberikan saya obat untuk 1bulan dan dokter berkata bahwa saya hanya boleh minum obat tersebut 3bulan. Jadi bila gak hamil dokter gak beri lagi obat penyubur tersebut karena tidak baik buat kesehatan reproduksi. Bila setelah bulan ke3 saya belum hamil maka dokter bilang kami suami istri boleh pertimbangkan untuk melakukan IVF (bayi tabung). Peluang ivf akan besar buat kami karena kondisi sperma suami sangat baik (suami cek sperma saat ke dokter yang memberi saya glucophage). Dr patrica juga melakukan pasmear pada saya dan beliau berkata saya sehat. Jadi pulang lah ke Indonesia dan coba pertimbangkan untuk bayi tabung (saat itu bulan april 2016).

Pulang lah kita ke pontianak dan kita berdua buat keputusan kita akan coba alami. Saat itu sudah terdengar nama dr ng peng wah rumah sakit lam wah ee penang. Selain mendengar dari teman juga baca di google ternyata dr ng terkenal dikalangan orang Indonesia. Jadi kita buat keputusan deh sama suami. Bila sampai 2017 belum hamil maka 2017 kita akan bayi tabung ke dr ng.  Nah, bulan november 2017 saya jalan ke beijing dan shanghai. Disana ada mengunjungi pengobatan tradisional dan sinshe sih ahli. Sinshe nya bilang ovarium kiri saya kurang bagus padahal dia cuma pegang2 perut saya. Tapi terbukti setelah suntik gonal sama dr Ng saat ini di penang sebelah kiri telur lebih sedikit. Bahas kembali lagi soal jalan2 di china. Nah saya coba beli obat nya dari sinshe itu katanya bagus untuk program momongan. Kemudian ke shanghai beli lagi 1kotak obat china yang berbeda. Dua2 nya untuk program hamil. Btw, mens saya lancar loh sejak pertengahan 2015 hingga saya ke china itu normal dan tepat waktu berkat terapi glucophage dan berat badan saya stabil di 46kg.

Akhirnya saya pulang Indonesia membawa ole2 untuk diri sendiri 2botol obat (mahal juga obatnya, hampir 3juta 2botol itu). Sinshe bilang jangan minum pas capek. Jadi november-desember gak minum dan mens masih teratur (kecuali desember datang kecepatan yaitu tgl 28 november-4desember, pdahal 6november sudah mens, mungkin kecapean karena saat itu banyak jalan).

Januari 2017 percobaan baru, saya konsumsi obat yang dari beijing itu sehabis mens. Suami sebenarnya menentang karena setiap kali saya minum obat herbal saya gak bisa mens. Hanya saja saya ngotot karena saya bilang asli dari china dan katanya bagus jadi coba aja. Ternyata februari saya gak mens. Maret saya mau coba minum yang shanghai tapi suami larang. Maret saya juga tidak mens, dan april juga tidak mens. Wah gawat yah, lagi2 gak mens karena obat herbal sinshe ๐Ÿ˜ซsaat itu saya cerita ke mama dan mama baru percaya sama analisa saya selama ini bahwa saya gak cocok minum obat herbal china. Dan 27 april kita putuskan ke penang. Lanjut ke cerita berikutnya yah perjalanan ke dr ng peng wah penang.

Semoga dari cerita saya ini bisa membantu bunda2 sekalian dan bunda2 tidak sembarang minum obat seperti saya. Percayakan sama dokter, dokter adalah pengobatan yang tepat untuk masalah sel telur kecil seperti saya.

Tidak ada komentar: